Minggu, 11 Mei 2008
SEHAT ITU MURAH SAKIT ITU MAHAL
Posted by Dendik Setiyo Budi at 01.10 1 comments
Senin, 05 Mei 2008
Cara Kerja Melilea Greenfield Organic
Posted by Dendik Setiyo Budi at 21.13 0 comments
Siapa Yang Harus Mengkonsumsi Melilea Greenfield Organik
2. Mereka yang punya penyakit sembelit dan wasir.
3. Mereka yang terlalu gemuk dan ingin melangsingkan badan.
4. Mereka yang lemah lesu dan ingin menambah berat badan.
5. Wanita yang mengalami nyeri dan haidnya tidak teratur.
6. Wanita yang telah putus haid / menopause
7. Mereka yang memiliki tekanan darah tinggi dan tekanan darah rendah.
8. Mereka yang memiliki kolesterol tinggi.
9. Mereka yang mengidap penyakit ginjal.
10. Penderita hepatitis dan gagal fungsi hati.
11. Mereka yang usus besarnya tidak berfungsi normal.
12. Mereka yang mengalami pengerasan pembuluh darah.
13. Mereka Pengidap penyakit kencing manis, nyeri tulang/sendi, tumor, kanker, varises, epilepsy, impoten, penyakit kulit (flex, jerawat, kurap, kudis)
14. Mereka yang ingin tetap cantik jelita.
15. Mereka yang sadar akan detoksifikasi (buang toksin) dan menjaga kesehatan yang baik.
16. Mereka yang ingin memperbaiki kondisi tubuh, tetapi enggan minum obat dan menjalani operasi.
17. Mereka yang sadar bahwa makanan organic penting untuk kesehatan
Posted by Dendik Setiyo Budi at 21.05 0 comments
Labels: Manfaat
Tips Mengatasi Jerawat
Posted by Dendik Setiyo Budi at 09.39 1 comments
Makanan Organik Terbaik Buat Anak Sophie Navita
Meski harganya tiga kali lipat dari bahan makanan yang biasa, “Demi anak yang ada dalam kandungan, saya tetap membeli.” Ketika Rangga Namora Putra Bharata (11 bulan) mulai diperkenalkan pada makanan padat, Sophie memberinya sayuran organik.
Waktu itu, cerita Sophie, “Saya sempat frustrasi juga karena kesulitan mencari ragam sayuran organik. Masak Rangga hanya dikasih bayam, wortel, dan tomat setiap hari? Aku sampai mencari ke setiap supermarket besar di Jakarta.”
Beruntung ia akhinya mendapat info bahwa Melly Manahutu berbisnis sayuran organik. “Ternyata harga di toko dia, lebih murah. Ragam sayurannya pun lebih banyak.” Alhasil, makanan padat organik untuk Rangga pun mulai beragam, seperti ayam, bihun, beras merah, kentang, pasta, kacang kapri, hingga kacang hijau. Buah-buahan juga tersedia. “Mau alpukat, stroberi, dan mangga, juga ada.”
Belakangan, Sophie yang sempat berhenti makan sayuran organik usai melahirkan, memutuskan kembali ke bahan-bahan organik. “Aku pikir, kenapa enggak sekalian buat sekeluarga? Efisien juga, kan, enggak harus belanja dan masak dua kali,” kata istri Pongki Jikustik ini. Sejak itu, ia membeli makanan organik dalam partai besar. “Tak hanya sayur dan buah, beras, ayam, gula, kacang-kacangan, dan pasta, juga yang organik.” Sampai ke pembantu dan pengasuh anaknya, “Semua sama, makan makanan organik.”
Ketika Rangga memasuki usia 10 bulan, Sophie mulai menggunakan garam organik. Pasalnya, garam organik tidak melalui proses bleaching dan lebih alami. “Memang, sih, harganya lebih mahal karena masih impor. Sebungkusnya Rp 18 ribu,” kata Sophie yang sekali belanja sayuran bisa menghabiskan sekitar Rp 70 ribu. “Tapi itu untuk 2-3 hari.”
Kini, Sophie mengaku mulai merasakan khasiat makanan organik yang dikonsumsinya. Badannya terasa lebih segar, sehat, dan ringan. “Untuk Rangga, hasilnya belum kelihatan banget. Cuma matanya lebih cemerlang. Mungkin karena vitamin yang terkandung dalam sayuran,” papar Sophie yang merasa bangga lantaran sang anak sudah doyan makan sayuran dalam bentuk apa pun.
“Artinya, kan, meringankan tugas saya di masa depan, yaitu membiasakan anak untuk melihat sayur sebagai a way of life. Sebagai perempuan, kita punya tugas jadi istri dan ibu. Artinya, kita juga punya tanggung jawab menyehatkan keluarga. Apa yang kita taruh di meja makan, itu yang dimakan anak dan suami. Masak, sih, kita mau taruh sampah atau makanan yang enggak sehat?” katanya panjang lebar.
Posted by Dendik Setiyo Budi at 09.29 0 comments
Lucy Rahmawati Personel AB Tree Cinta Makanan Organik
Nah, ketika hamil, Lucy tak mau mengambil risiko untuk jabang bayinya. Ia pun mulai rajin mengonsumsi makanan organik. Bahkan setelah anaknya, Keitaro Jose Purnomo lahir hingga sekarang, selalu diberi makanan organik. “Aku, sih, enggak terlalu ketat harus makan makanan organik. Tapi kalau buat Keitaro, suatu keharusan. Jadi, setelah diberi ASI ekslusif dan mulai diperkenalkan pada makanan padat, sejak itu aku kasih jus sayuran atau buah organik,” kisahnya antusias.
Yang kerap bikin Lucy pusing, sayuran organik amat tergantung pada musim. “Jika iklimnya tidak mendukung untuk panen, beberapa jenis sayuran susah didapat. Pernah aku sulit sekali menemukan brokoli, wortel, atau tomat. Sudah keliling ke beberapa toko, enggak ketemu juga. Untungnya, sekarang sudah mulai banyak dijual di supermarket. Jenisnya juga mulai beragam.”
Ia lalu memberi contoh, “Dulu, mau bikin sayur sop yang bahan-bahannya organik, susah banget. Kentang dan daun seledrinya enggak ada,” kata Lucy yang rajin berburu bahan makanan organik dua atau tiga kali dalam seminggu. “Bisa berjam-jam aku muter-muter mencari sayuran organik. Mulai dari yang dekat rumah di kawasan Pondok Indah, hingga dekat rumah orangtuaku di Jatibening. Soalnya, kata Lucy, sayur hanya tahan 2-3 hari sehingga ia harus sering mencari stok sayuran buat buah hatinya. “Untuk Keitaro, aku paling sering beli bayam, wortel, tomat, buncis, dan brokoli.”
Sumber protein berupa daging dan ayam untuk anaknya, juga diusahakan memakai yang organik. “Ayam organik juga lebih tahan lama. Kalau menyimpannya bagus, bisa tahan sampai dua minggu. Tapi pernah juga, sih, kehabisan stok ayam organik. Akhirnya terpaksa pakai ayam kampung yang bebas suntikan hormon,” kisahnya.
Soal harga yang lebih mahal, Lucy mengaku tidak terlalu mempermasalahkan. Demi anaknya, ia ingin mengupayakan yang terbaik. Jadi, beda Rp 5.000 hingga Rp 10.000, “Enggak masalah. Untuk masalah kesehatan, kita tidak usah lihat harga lagi, deh. Siapa lagi yang menghargai diri kita selain kita sendiri? Jadi, menurut aku, antara harga dan efek positif yang kita dapat, seimbang,” kata Lucy yang dalam hal ini mendapat dukungan dari suami.
Targetnya, untuk Keitaro ia akan terus memberi asupan organik minimal sampai usia 5 tahun. Pasalnya, kalau sudah masuk usia sekolah SD, “Anak mulai berteman dan tahu jajan. Tidak bisa setiap saat kita mengontrol.”
Masalah khasiat makanan organik, tambah Lucy, tak bisa dirasakan dalam sekejap. “Baru terasa dalam jangka waktu panjang. Mungkin 5-6 tahun lagi baru terasa, kita tidak rentan terhadap penyakit darah tinggi, jantung, kolesterol, dan sebagainya. Jadi, hitung-hitung menabung untuk hari depan yang lebih sehat, deh.”
sumber : http://www.tabloidnova.com/
Posted by Dendik Setiyo Budi at 09.26 0 comments
Melly Manuhutu Berjualan Makanan Organik
Saat mengandung tiga tahun lalu, Melly gemar mengonsumsi sayuran organik. Kebetulan, di depan rumahnya di kawasan Ciburial, Puncak, terbentang kebun sayur dan buah organik milik tetangga. Sayangnya, Melly keguguran. Ia kembali ke Jakarta namun tidak meninggalkan hobinya mengonsumsi sayur dan buah organik.
Apalagi, ia sudah merasakan khasiatnya. “Dulu aku sering kena batuk-pilek. Tapi, percaya enggak percaya, selama mengonsumsi segala macam bahan makanan yang organik, aku merasa lebih sehat. Rasanya juga lebih fresh, enak di perut, dan kulit jadi bagus,” ungkap Melly.
Tak cuma mengonsumsi, Melly akhirnya mulai berbisnis sayuran dan buah organik. Sistemnya masih delivery. “Kalau ada yang pesan, saya ambil dari perkebunan Permata Hati di Puncak.” Jadilah tiap dua kali seminggu Melly turun ke kebun, memilih sendiri sayur dan buah. “Setelah dua tahun dijalani, sekarang saya punya banyak konsumen.”
Meningkatnya permintaan, membuat Melly memutuskan membuat kios mungil ukuran 3 X 3 m persegi di bilangan Kemang Timur. Namanya, Organic Vegetables. Di dalam bangunan berdinding bata itu, terdapat bermacam-macam bahan organik. Mulai dari sayuran, kacang-kacangan, buah, dan umbi-umbian. Belakangan, Melly juga menjual beras dan beras merah organik yang diambil dari Yogya. “Sedangkan ayam dan telur organik, didrop dari Bandung. Juga ada dried food yang diimpor dari Jerman dan Australia, seperti garam, gula, susu, bihun, pasta, minyak goreng, dan lainnya.”
Sejak buka kios pertengahan tahun ini, Melly bukan saja bertindak sebagai penjual, tapi juga “juru kampanye”. Soalnya, “Banyak yang belum tahu makanan organik. Bahkan di awal-awal promosi, aku sampai bagi-bagi selebaran tentang makanan organik. Kayak juru kampanye,” ujarnya sambil tertawa.
Memang, kata Melly, sayur dan buah organik harganya lebih mahal. Apalagi kalau sudah masuk di supermarket, bisa berlipat-lipat harganya. “Kalau aku, sih, enggak mau jual mahal-mahal. Niatku, selain berbisnis, ingin berbagi kepedulian hidup sehat,” ujar Melly yang mengaku hanya mengambil sedikit keuntungan.
Mahalnya sayur dan buah orgaik, lanjut Melly, karena penghasil makanan organik masih jarang dan ragamnya masih sedikit. Produksinya pun tergantung musim. “Selain itu, untuk menghasilkan makanan organik, perlu lebih banyak tenaga kerja. Tanaman harus satu per satu diperiksa,” ujar Melly yang terobsesi memiliki kebun sendiri plus supermarket tempat ia memasarkan hasil kebunnya.
Kini, menjelang Lebaran, Melly dan suaminya, Prakaca, sedang sibuk menyiapkan parsel berisi makanan organik. Harganya berkisar antara Rp 350 ribu-Rp 750 ribu. “Pikir-pikir, kan, bagus, ya, kalau memberi hadiah makanan sehat. Makanya, sejak awal puasa kemarin, aku sudah mulai bikin,” kata Melly yang sudah dapat sekitar 20 pesanan parsel.
Posted by Dendik Setiyo Budi at 09.21 0 comments
Minggu, 04 Mei 2008
Jerawat Bikin Kesel, Gemuk Bikin Minder, Penyakit Bikin Pusing
Anda datang ditempat dan waktu yang tepat, zaman sekarang susah cari makanan bebas kimia, bebas formalin, bebas pengawet, bebas pewarna, sadarlah itu semua adalah sumber segala macam penyakit, maka tak heran zaman sekarang usia muda tidak menjamin bebas dari penyakit jantung, hipertensi, kanker, hepatitis, asam urat, dan masih banyak lagi macam penyakit yang menghantui. Jangan sampai anda yang mengalaminya. Ayo mulailah dari diri anda, makan yang bergizi, bebas bahan kimia, pengawet, pewarna, dan sehat.
Zaman sekarang apa ya ada? Kebanyakan Ibu – ibu memilih sayur yang mulus ketimbang yang bolong – bolong, padahal secara tidak sadar mereka salah memilih. Kenapa? Pestisida jawabannya! Ulat aja gak mau nyentuh, tetapi manusia dengan santai melahap. Jangan ambil resiko dengan semua itu, karna tubuh andalah korbannya. Kalo sakit, obat, dokter, bahkan dukun solusinya. Padahal belum tentu bisa sembuh. Karna apa. Ternyata dalam usus anda menempel banyak sekali toksin atau racun yang tidak bisa keluar. Usus anda bagai Selang yang dilewati air, dalam 3 bulan aja bisa lumutan apalagi usus kita yang segala macam makanan masuk, bayangkan saja. Serem banget kan? Kalo numpuk gimana? Anda pasti sudah tau jawabanya.
Jangan khawatir sekarang sudah tersedia makanan organik yang sehat, bebas bahan pengawet, bebas pewarna, bebas kimia, dan tentunya sangat menyehatkan, bukan sekedar sehat, racun dalam tubuh akan hilang, kehebatan lain makanan organic yang satu ini bisa menyembuhkan segala macam penyakit, dan menurunkan berat badan, dan buat yang jerawatnya gak ilang – ilang, jangan khawatir produk kecantikan tanpa bahan kimiapun ada.
Apa ada buktinya? Banyak sekali. Termasuk saya yang dulunya susah Buang Air Besar, kurang bersemangat, dan sering mengantuk, sekarang hilang tergantikan sehat, bugar dan semangat. Ibu saya yang malas sekali naik tangga karna mengeluh pegal, dan asam uratpun sembuh. Untuk selengkapnya baca kesaksian – kesaksian lainya.
Posted by Dendik Setiyo Budi at 05.05 0 comments